KEGELAPAN

kegelapan merupakan satu suasana yang kelam dan tiada cahaya, suasana yang gelap penuh dengan dugaan dan halangan yang berliku. Orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan pasti menemui kesesatan..

Pages

BANJIR

BANJIR
Yaman adalah salah satu dari negara-negara Arab yang tersubur. Banyak turun hujan dan tanahnya bergunung ganang. Tumbuh di situ berbagai tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di negara-negara Arab lainnya. Di daerah Yaman yang subur itu, berdirilah sebuah negara yang maju dan makmur, yang dinamai Negara Saba'. Kerana kesuburan tanah dan kepintaran penduduknya negara yang kecil ini, lama-kelamaan bertambah luas juga daerahnya. Banyak penduduknya, makmur dan maju dalam segala-galanya. Kota Syirwah yang mulanya kecil dan sepi saja, tidak lama kemudian dapat mereka jadikan kota besar yang penuh dengan gedung-gedung dan rumah-rumah yang bagus dan teratur, sehingga kota ini mereka jadikan ibunegerinya. Kemudian ibunegeri ini berpindah pula ke kota Ma'rib, yang jauh lebih teratur dan moden daripada kota Syirwah.

Satu hal yang selalu menjadi masalah sulit bagi teknik bangsa Saba'; iaitu air hujan yang banyak turun di negeri itu, tidak lama dapat menggenangi negeri mereka, kerana letak negeri itu yang tinggi. Sebentar saja sesudah hujan-hujan besar itu, semua air lalu mengalir ke negeri-negeri lain yang berdekatan dengan negeri Saba', yang umumnya terdiri dari padang pasir. Bila sudah mengalir ke padang pasir, maka dalam sebentar waktu saja air itu segera lenyap masuk pasir.

Air hujan yang sangat berguna itu sebentar saja dapat membasahi dan menggenangi negeri Saba' itu.

Ahli-ahli pengairan bangsa Saba' tidak tinggal diam. Mereka selalu berfikir dan berikhtiar, dengan jalan bagaimanakah agar air hujan itu dapat dibendung jangan lekas mengalir ke daerah padang pasir.

Akhirnya mereka dapat akal. Antara gunung dengan gunung a mereka timbun hujung dan pangkalnya, sehingga air hujan tergenanglah di antara dua gunung itu dan air yang tergenang itu mereka alirkan ke tempat-tempat yang kekurangan air sekitar negeri mereka.

Setelah sebuah bendungan ini selesai dikerjakan dan mendatangkan faedah yang sangat baik kepada kemajuan pertanian dan kemakmuran negeri mereka, lalu dibangun pula bendungan yang kedua, ketiga dan seterusnya, sehingga dalam beberapa tahun saja, hampir semua gunung-gunung dan jurang-jurang yang terdapat di negeri Saba' itu menjadi empangan raksasa yang hebat dan sangat berfaedah, beratus-ratus buah jumlahnya.

Kemakmuran dan kesuburan negeri Saba' semakin maju dan semakin kayaraya.
Di antara empangan yang banyak ini, maka Empangan Ma'riblah yang terbesar dan terkokoh, sehingga menjadi masyhur sekali di seluruh dunia di kala itu dan sampai sekarang juga dalam sejarah.

Ilmu teknik bangsa Saba', lebih-lebih tentang pengairan, semakin meningkat tinggi yang menyebabkan kemajuan dan kemakmuran negeri semakin bertambah juga. Hampir setiap pelusok negeri Saba' terdiri dari kota yang cantik dengan rumah dan gedungnya yang bagus-bagus, dilingkari oleh perkebunan yang luas-luas, penuh dengan berbagai-bagai tanaman dan tumbuh-tumbuhan, kebun-kebun bunga dan lain-lainya.

Hasil bumi negeri Saba' mengalir ke seluruh pelosok tanah Arab dan negeri-negeri tetangga lainnya, sehingga kota-kota mereka selalu penuh dengan pedagang-pedagang yang datang dari luar negeri. Bukan saja dari daerah Hijaz, tetapi pula dari Tanah Syam dan Persia.

Ke Yaman (Saba')lah tujuan tiap pedagang dan pelancung untuk merasakan enaknya hawa dan segarnya buah-buahan, apa pula penduduknya yang baik budi, beriman kepada Allah, selalu hidup dalam aman dan tenteram. Negeri inilah yang dikatakan Tuhan dalam al-Quran: Baldatun Taiyibatun wa Rabbun Ghafur, iaitu negeri yang aman dan makmur, serta dilimpahi rahmat Allah.

Tetapi lama kelamaan keadaan bangsa Saba' berubah. Mereka mulai melupakan Tuhan atas segala nikmat yang mereka terima itu. Dahulu bibir dan lidah-lidah mereka tidak sunyi-sunyi mengucapkan syukur dan puji kepada Tuhan, yang telah melimpahi mereka serta negaranya, dengan rahmat dan nikmat itu. Tetapi sekarang, mereka seakan-akan tidak kenal lagi kepada Tuhan, hanya kenal kepada hartabenda dan kemewahan hidup saja.

Pelbagai kejahatan dan ragamnya mulai bermaharajalela di kalangan mereka, sehingga keamanan dan ketenteraman selama ini berubah menjadi kacau dan pergaduhan.

Allah lalu mengutus beberapa orang Nabi dan Rasul, untuk nenginsafkan mereka. Tetapi semua Nabi dan Rasul itu tidak mereka percayai, malah mereka berpaling tidak sudi mendengarkan fatwa dan nasihat-nasihatnya.

Setelah segala nasihat dan fatwa, serta semua tenaga yang dicurahkan para Nabi dan Rasul itu sudah tidak berguna lagi bagi mereka, maka Allah mengambil jalan lain, untuk membetulkan kesalahan dan kesesatan mereka. Jalan ini, ialah dengan mengganti semua rahmat dan nikmat itu dengan seksa dan azab.
Empangan-empangan yang besar dan kuat yang mereka perbuat dengan susah payah itu, runtuhlah; air bah mengalir ke kiri dan kanan, menumbangkan semua gedung-gedung dan rumah-rumah, mendatarkan semua perkebunan dan tanaman-tanaman yang penuh dengan buah-buahan.

Semua air bah itu menuju ke padang pasir yang ada di sekitar negeri Saba' dan meresap di tengah-tengah padang pasir. Negeri Saba' menjadi datar tak berair lagi, sehingga dalam sebentar waktu saja tanah yang subur dan bergunung-gunung itu menjadi padang pasir tandus, yang tidak dapat ditumbuhi tanaman-tanaman di atasnya, selain beberapa macam tumbuh-tumbuhan yang tak menghasilkan buah apa-apa.

Keadaan mereka pun kucar-kacir, terdampar sejauh-jauhnya di bawah air bah yang besar. Penduduk kampung Khassan terdampar ke daerah Syam, penduduk Juzan ke Tihamah, penduduk Azad ke Amman. Mereka benar-benar kucar-kacir, yang sampai sekarang hanya tinggal cerita dan riwayatnya saja. Beginilah balasannya bagi sesiapa yang tidak pandai mesyukuri nikmat dan pemberian Allah terhadap diri, negeri dan bangsanya. Allah tidak menyeksa manusia, kalau manusia itu sendiri tidak ingkar terhadap Allah

0 comments:

Post a Comment